Ketua PCNU Pangkalpinang: Jaga Kerukunan di Tengah Isu SARA




Bangka Belitung - Menjelang Pilkada Pangkalpinang 2024, ketegangan mulai terasa di tengah masyarakat, terutama dengan munculnya isu Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA). Isu ini dikhawatirkan dapat memecah belah persatuan di antara warga. Kamis (16/10/2024).

Ketua PCNU Pangkalpinang, H Firmantasi, S.Ag., MH., mengecam tindakan oknum-oknum tertentu yang berusaha membandingkan dua makanan khas, rusep dan tempoyak, untuk menimbulkan perpecahan.

Rusep, makanan khas Provinsi Bangka Belitung, dan tempoyak, makanan dari Sumatera Selatan, kini menjadi simbol dari isu SARA yang tidak seharusnya ada di momen penting ini. 

Menurut Firmantasi, tindakan ini sangat disayangkan dan dianggap sebagai aksi yang berakar dari kebencian pribadi. Ia mengingatkan bahwa di Nahdlatul Ulama (NU), organisasi yang dipimpinnya, tidak ada ajaran untuk membesar-besarkan perbedaan.

“NKRI harga mati,” tegas Firmantasi, menambahkan bahwa NU adalah organisasi yang menjunjung tinggi toleransi. Dalam situasi politik yang memanas menjelang pemilihan kepala daerah, penting bagi masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh isu-isu yang dapat merusak kerukunan. 

Ia mengimbau agar warga lebih selektif dalam menyaring informasi yang beredar di media sosial, yang sering kali tidak akurat dan dapat menyesatkan.

“Pilkada seharusnya menjadi ajang untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan hati nurani, bukan untuk membesar-besarkan perbedaan yang ada,” tambahnya. 

Firmantasi juga mendorong masyarakat untuk fokus pada kualitas calon pemimpin, bukan pada latar belakang suku atau agamanya.

Menurutnya, kerukunan adalah fondasi kehidupan sosial yang sangat penting. Jika masyarakat tidak menjaga kerukunan, maka sendi-sendi kehidupan, baik agama, sosial, maupun budaya, bisa rusak. 

“Kami mengajak masyarakat Pangkalpinang untuk objektif dalam menilai calon yang ada, dan memilih dengan hati nurani, tanpa sikap diskriminatif,” ucap Firmantasi.

Isu SARA yang berpotensi menyebar di masyarakat, jika tidak ditangani dengan baik, dapat mengganggu suasana kondusif di Kota Pangkalpinang. 

Firmantasi menegaskan bahwa pesta demokrasi ini seharusnya dilaksanakan dengan semangat riang gembira dan bukan diwarnai oleh kebencian.

“Kerukunan adalah harga mati. Jika kita tidak menjaga kerukunan di kota yang kita cintai ini, semua aspek kehidupan kita akan terganggu,” pungkasnya. 

Melalui pernyataan ini, Firmantasi berharap agar masyarakat Pangkalpinang dapat menghindari perpecahan dan tetap bersatu dalam menghadapi Pilkada mendatang.

Dengan pemilihan yang tinggal beberapa minggu lagi, pesan-pesan perdamaian dan toleransi dari Ketua PCNU Pangkalpinang ini diharapkan dapat menjadi pengingat bagi masyarakat untuk tetap bersatu, merayakan perbedaan, dan menjalani proses demokrasi dengan semangat positif. (Fajri/KBO Babel)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama